Penilaian (Evaluasi) hasil belajar merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar. Dalam banyak hal evaluasi dipandang sebagai tolak ukur utama dalam penentuan keberhasilan proses belajar mengajar di lembaga-lembaga pendidikan. Ini berarti, apabila nilai hasil evaluasi siswa tinggi , maka dikatakan guru mengajar dengan baik dan siswa belajar dengan baik pula. Sebaliknya, jika nilai siswa rendah, artinya bahwa guru tidak mengajar dengan baik, atau siswa kurang belajar dengan baik.
Alat evaluasi berupa tes tertulis (Objective test dan essay), masih mendominasi dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar di lembaga-lembaga pendidikan, termasuk di sekolah dasar dan perguruan tinggi. Alat evalusi digunakan secara meluas, dengan pertimbangan lebih praktis, baik dalam penyusunan alat evaluasi maupun dalam pelaksanaannya.
Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas penilalian hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah. Penilaian pembelajaran oleh pemerintah disebut dengan ujian nasional (UN). UN adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menilai pencapaian standar Nasional Pendidikan.
Pada pelaksanaaannya ujian nasional 2009 masih memiliki beberapa kelemahan. Disamping itu UN sendiri masih dipenuhi kontroversi antara yang pro dan kontra UN. Dalam tulisan ini akan dibahas masalah-masalah dan solusi yang mungkin dapat diambil untuk perbaikan UN dimasa yang akan datang.
Memang, dengan adanya ujian nasional, apalagi ujian tersebut akan menentukan tingkat kelulusan siswa dan peringkat sekolah, bukan hanya orangtua yang dibuat sibuk, pihak sekolah pun tak kalah sibuk dan cemas. Kecemasan sekolah
dan orang tua kadang-kadang melebihi kecemasan anaknya sendiri.
Berdasarkan temuan dan informasi dari berbagai media dilapangan serta pengalaman penulis menjadi tim pengawas selama pelaksanaan Ujian Nasional 2009 ditemukan beberapa modus dalam terjadinya kecurangan ujian nasional, yaitu :
1. Siswa telah diberikan jawaban sebelum ujian berlangsung
Pada beberapa sekolah ditemukan sebelum ujian berlangsung atau menjelang ujian siswa
diberikan kunci jawaban yang telah dikerjakan oleh guru.
2. Siswa dibiarkan bebas nyontek
Pengawas membiarkan saja siswa yang kerjasama atau mencontek, seolah-olah tidak ada yang
curang.
3. Siswa dibiarkan membawa Handphone saat ujian
Pada beberapa sekolah siswa disarankan membawa hp atau dibiarkan membawa hp ke dalam
ruang ujian
4. Soal telah bocor ditingkat rayon atau sub rayon
Pada beberapa kasus sampul amplop telah terindikasi telah dibuka, karena segel yang sudah
rusak atau amplop yang sudah diganti
5. Pengawas memberikan jawaban atau mengarahkan siswa ke jawaban suatu soal
6. Koreksi jawaban siswa sebelum lembar jawaban dikumpulkan ke Rayon/Dinas
7. Amplop soal telah dibagikan ke Kepala sekolah beberapa hari sebelum ujian dan dibawa
pulang ke rumah oleh kepala sekolah tersebut tanpa pengawasan dari yang berwenang.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar